Pasta Gigi Pemutih, Efektifkah?

Siapa yang tak ingin punya gigi putih? Semua orang secara normal pasti ingin penampilannya bagus. Termasuk giginya. Apalagi senyum merupakan faktor penting penampilan. Jadi gigi harus rapi dan putih. Begitu kan?

Kalau kita lihat di TV, artis-artis sinetron dan penyanyi sekarang giginya semakin putih. Bahkan sangat putih. Hampir seputih kertas HVS! Hal ini memicu masyarakat untuk punya keinginan menirunya. Ya iya lah, orang kita kan selalu meniru-niru artis. Apa yang dilakukan artis, apa yang dipakai artis, pasti ditiru. Termasuk gigi putihnya.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperputih gigi kita. Salah satunya yang paling gampang adalah dengan pasta gigi pemutih. Hampir semua merk pasta gigi punya varian yang mengandung pemutih. Anda pasti banyak menemukannya di supermarket. Tapi pertanyaannya, efektifkah pasta gigi pemutih itu? Apakah gigi kita benar-benar menjadi putih?

Cara Kerja Pasta Gigi Pemutih

Pasta gigi pemutih (whitening toothpaste) memiliki beberapa kandungan yang bisa menjadikan gigi kita tampak lebih putih. Biasanya ada dua bahan yang hampir selalu terdapat di pasta gigi pemutih.

Yang pertama adalah suatu bahan yang bersifat abrasif. Bahan ini jika kita gosokkan ke gigi secara rutin akan sedikit ‘mengampelas’ permukaan gigi kita. Jadi noda (stain) di gigi kita akan tersingkirkan. Noda di gigi biasanya berwarna kekuningan. Dan jika gigi kita bersih dari noda itu maka akan tampak warna asli dari gigi kita.

Tapi ada efeknya. Permukaan enamel gigi kita akan ‘sedikit’ terkikis. Ya memang cuma sedikit sekali. Pada beberapa orang tidak akan menimbulkan gejala apa-apa, tapi bagi sebagian orang giginya akan lebih sensitif. Timbul sedikit rasa ngilu saat minum dingin atau panas.

Bahan kandungan yang kedua adalah suatu bahan kimia yang bisa meluruhkan noda di permukaan gigi kita. Kandungan bahan ini sangat sedikit di pasta gigi pemutih karena jika terlalu banyak akan berakibat buruk pada gusi dan mulut kita.

Sebenarnya bahan kimia ini juga dipakai dokter gigi untuk proses whitening di klinik. Bahkan dokter gigi menggunakannya dengan kandungan yang jauh lebih besar. Tapi tentu saja dengan kondisi gusi dan mulut yang terkontrol dan terisolasi.

Jadi sebenarnya cara kerja pasta gigi pemutih bukanlah mengubah warna gigi menjadi putih. Tetapi dengan menghilangkan noda yang menempel di permukaan gigi sehingga nampak warna gigi asli kita. Jika warna gigi asli kita memang putih maka hasil akhirnya akan keluar warna putih, tapi jika warna asli gigi kita tidak putih ya tidak akan bisa jadi putih jika menggunakan pasta gigi pemutih. Hanya terlihat lebih bersih saja.

Berapa Lama Terlihat Hasilnya?

Pasta gigi pemutih tidak bisa menampakkan hasilnya secara instan. Gigi kita akan tampak lebih bersih dan lebih putih dalam beberapa minggu. Ada merk pasta gigi pemutih yang mengklaim dapat memutihkan gigi hanya dalam 1 minggu. Ada juga yang sampai 4 minggu.

Hasil itu bisa kita dapat dengan syarat, kita harus menggunakan pasta gigi pemutih tersebut secara rutin sesuai petunjuknya dan juga menghindari makan dan minum yang dapat meninggalkan noda di gigi. Apalagi kopi, teh, bahkan rokok.

Amankah?

Menurut saya, aman. Apalagi pasta gigi di Indonesia pasti diawasi oleh BPOM dan kementrian kesehatan. Jadi pasti aman. Asal digunakan sesuai anjuran petunjuknya. Efek samping bisa ditemukan, tapi cukup jarang dan tidak fatal akibatnya.

Hanya saja saya lebih menyoroti kandungan bahan abrasifnya. Karena jika pasta gigi pemutih tersebut digunakan secara intensif dan dalam jangka waktu yang lama, maka pasti akan terjadi pengikisan enamel yang lebih banyak. Apalagi diperparah kalau anda menyikat gigi dengan cara yang kurang tepat. Enamel yang terkikis akan menimbulkan gejala gigi sensitif, rasa ngilu saat minum dingin atau panas. Semakin besar pengikisan enamel juga dapat berakibat mudahnya timbul karies.

Tinggalkan komentar